Senin, 29 April 2013

45% Perusahaan Masih Pakai Windows XP

  CALIFORNIA - Microsoft masih berjuang memindahkan semua pengguna Windows XP ke versi sistem operasi (OS) yang lebih baru. Sayangnya, hingga saat ini belum semua pengguna Windows XP bermigrasi ke Windows 7 atau Windows 8.

Dilansir dari Softpedia, Sabtu (27/4/2013), menurut AppSence yakni “mitra emas” Microsoft yang menawarkan solusi virtualisasi pengguna, 45 persen dari organisasi atau perusahaan masih menggunakan Windows XP. Langkah perusahaan yang belum pindah ke OS terbaru dinilai cukup riskan, mengingat per 8 April 2014 Microsoft tidak akan lagi menyediakan pembaruan dan patch keamanan untuk Windows XP.

Karena Windows XP akan resmi pensiun pada April tahun depan, maka Microsoft menghimbau semua orang untuk pindah ke Windows 7 dan Windows 8 sesegera mungkin. Seiring dengan masih banyaknya pengguna Windows XP, OS berusia 11 tahun ini juga merupakan OS kedua paling populer di dunia saat ini.

Berdasarkan data Net Applications, Windows XP masih memiliki 38 persen pangsa pasar, di belakang Windows 7 yang saat ini memimpin dengan 45 persen pangsa pasar.

Selain data dari AppSense, sebelumnya sebuah perusahaan Inggris bernama Avande melakukan survei yang melibatkan 200 Direktur IT dan Chief Information Officer (CIO). Hasilnya, 43 persen petinggi perusahaan itu menyatakan bahwa saat ini perusahaannya tidak punya rencana pindah ke OS yang lebih baru dari Windows XP.

Game PlayStation 4 Tak Hanya Menembak

TOKYO - Kabar kehadiran konsol generasi terbaru dari Sony memang telah beredar luas di industri game dunia. Melalui Leader Sony Worldwide Studio Shuhei Yoshida, mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut sedang berusaha menghadirkan genre lain pada konsol generasi terbarunya PlayStation 4 (PS4).

Yoshida mengungkapkan bahwa Sony sedang berusaha mengubah anggapan banyak orang, terkait kehadiran judul dan genre permainan pada konsol generasi terbarunya yang hanya didominasi oleh first person shooter. Tentunya kehadiran beragam jenis tipe permainan akan mampu meningkatkan antusiasme dari para gamer.
Eksekutif dari Sony ini menjelaskan bahwa, perusahaannya sedang sangat berhati-hati memilih judul permainan untuk dimainkan pada konsol generasi terbarunya di PS4, dalam gelaran yang rencananya digelar di New York, seperti dilansir dari Softpedia, Kamis (11/4/2013).

"Kami juga sedikit merasa kecewa saat melihat beberapa judul permainan yang akan muncul di konsol PS4 memiliki genre First Person Shooter (FPS), action adventure, dan lainnya. Seluruh tipe permainan seperti itu sebetulnya merupakan permainan populer yang membutuhkan biaya cukup besar," tambah Yoshida.

Guna menghadirkan banyak jenis permainan pada konsol, perusahaan ini berencana menghadirkan pengalaman dan inovasi terbaru untuk para gamer, dengan menghadirkan beberapa judul permainan dari beberapa pengembang independen. Beberapa pengembang game independen yang memiliki hubungan "khusus" dengan Sony, rencananya akan menggunakan konsol terbaru PlayStation 4 (PS4), untuk menguji coba game buatan mereka.

Tangisan Uje Usai Menerima Buku dari Istri

 JAKARTA- Belum lama ini, almarhum Ustadz Jeffry Al Buchori (Uje) berulang tahun. Dalam kesempatan itu, sang istri, Pipik memberikan sebuah kado buku yang berisikan kumpulan kata-kata mutiara dari Uje.

"Ini ada buku yang saya buat pas beliau ulang tahun. Ini adalah kumpulan quote yang selama ini dia broadcast di BB sama email. Kumpulan itu saya cetak saya kumpulin jadi satu," kenang Pipik di kediamannya di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan.

Pipik mengenang sang suami sempat menangis ketika dia memberikan buku pemberiannya itu. Namun, Tuhan berkehendak lain dengan memanggil sang ustadz gaul pada Jumat 26 April 2013.

"Pas saya kasih beliau nangis, karena dia sayang sekali kalau kata-kata yang bagus," kenangnya.


Rabu, 17 April 2013

Dianggap Bahaya, Tren Memasukkan Kondom ke Hidung Dikecam

Jakarta, Teknologi internet sangat memanjakan anak muda yang doyan ikut-ikutan. Setelah tren ikut-ikutan menari Harlem Shake berlalu, kini ada tren baru yang dinilai sangat bahaya: memasukkan kondom ke hidung dan mengeluarkannya dari mulut.

Dalam salah satu tayangan video yang diunggah di situs Youtube, seorang remaja putri membuka bungkus kondom lalu mengeluarkan isinya. Ujung kondom yang telah terurai dimasukkannya ke lubang hidung, dihisap hingga tersedak dan sekejap kemudian ujungnya ditarik keluar dari mulut.

Tren mengunggah video seperti ini diikuti belasan remaja lain di situs Youtube, masing-masing dengan gaya yang unik. Konsepnya sama, yakni mempertontonkan aksi konyol memasukkan kondom ke hidung sampai tersedak lalu mengeluarkannya dari mulut.

Tren yang diberi nama The Condom Challenge langsung memancing komentar miring dari para pengunjung di internet. Salah satu komentarnya berbunyi, "Why the hell would people do something so stupid?" yang kurang lebih berarti "Kok mau-maunya ya orang-orang melakukan hal sebodoh ini."

Seorang ahli kesehatan dari The Sun, Dr Carol Cooper turut memberikan komentar atas aksi gila para remaja di internet tersebut. Menurut Dr Cooper, para remaja yang ikut-ikutan menghisap kondom di hidung lalu mengeluarkannya lewat mulut sangat membahayakan dirinya sendiri.

"Ini mengejutkan dan luar biasa bodoh. Hidung terhubung dengan bagian belakang mulut, juga saluran napas. Selalu ada kemungkinan sesuatu yang dipaksa masuk mulut bisa masuk ke jalan napas, atau masuk paru-paru. Sangat potensial berakibat fatal," kata Dr Cooper seperti dikutip dari The Sun, Kamis (18/4/2013).

Tidak jelas pesan apa yang ingin disampaikan melalui aksi konyol dan berbahaya yang dilakukan para remaja ini. Sebagai alat kontrasepsi dan proteksi terhadap infeksi menular kelamin, kondom banyak manfaatnya tetapi sama sekali tidak berguna jika dipakai hanya untuk main-main. Semoga tidak menular sampai ke Indonesia.


Sunat Cegah HIV karena Ubah Ekosistem Bakteri di Penis

Jakarta, Berbeda dengan di Asia, praktik khitan atau biasa disebut dengan sunat memang belum banyak dilakukan di negara-negara Barat. Namun belakangan praktik ini tengah digalakkan disana karena manfaatnya yang luar biasa dalam mencegah infeksi penyakit seksual menular seperti herpes, kutil kelamin hingga HIV/AIDS. Bahkan dikatakan prosedur ini menyebabkan risiko HIV atau penyakit menular seksual lainnya bisa berkurang hingga 50 persen.

Kendati begitu tak banyak pakar yang tahu bagaimana mekanisme yang mendasari prosedur sunat dan manfaatnya dalam mencegah infeksi HIV/AIDS.

Sebuah studi baru dari AS pun mengungkap bahwa prosedur pengambilan kulup penis ini memberikan perlindungan dari HIV dan virus-virus lainnya karena bakteri tak dapat berkembang biak di bawah kulup. Dengan kata lain peneliti menemukan bahwa prosedur ini dapat mengubah lingkungan tempat tinggal mikroorganisme yang ada di penis.

Untuk studi ini, peneliti Dr. Lance Price dan rekan-rekannya dari George Washington University, AS menggunakan sampel dari uji coba sunat massal di Uganda.

Peneliti membandingkan sampel dari para partisipan sebelum disunat dan sampel satu tahun kemudian. Dari situ diketahui bahwa satu tahun setelah disunat, jumlah total bakteri yang ada di kulup penis partisipan pun menurun secara signifikan dan prevalensi bakteri anaerob (organisme yang tak dapat hidup tanpa oksigen) menjadi berkurang.

Kondisi ini dilihat peneliti sebagai hal yang baik karena menurut Dr. Price, sebagian spesies bakteri yang jumlahnya berkurang diketahui menyebabkan inflamasi atau peradangan.

"Perubahan ini begitu dramatis. Dilihat dari perspektif ekologis, hal ini luar biasa," kata Dr. Price seperti dilansir Daily Mail, Kamis (18/4/2013).

"Anda menghilangkan kulupnya dan jumlah oksigen yang ada di penis menjadi meningkat sekaligus menurunkan kelembabannya. Itu sama artinya dengan mengubah ekosistem yang ada di penis sehingga penis tidak menjadi sarang virus," tambahnya.

Namun peneliti mengaku masih memerlukan studi lanjutan untuk memastikan mekanisme yang mendasari manfaat disunat terhadap penurunan risiko HIV/AIDS. Jika peneliti berhasil melakukannya, tidak menutup kemungkinan jika peneliti akan mendorong setiap pria agar disunat.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal American Society for Microbiology.



Sumber: Detik.com